Kamis, 26 November 2020 10:25

FMIPA UNAND GELAR WEBINAR “PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA”

Rate this item
(0 votes)

    

(Padang-FMIPA UNAND) Pada hari Rabu tanggal 25 November 2020 jam 13.30 WIB, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas (FMIPA UNAND) melaksanakan webinar dengan tema “Pengembangan Panas Bumi di Indonesia” melalui platform virtual Zoom dan live di Youtube. Tidak tanggung-tanggung, webinar kali ini menghadirkan Ir. Ida Nuryanti Finahari, M.Eng yang saat ini menjabat sebagai Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Pelaksanaan webinar ini dimotori oleh mahasiswa Pascasarjana FMIPA Unand dan berkoordinasi dengan Wakil Dekan I FMIPA Unand, Dr. Mahdhivan Syafwan. “Komunikasi dengan pembicara diinisiasi oleh Bapak Boy Isfa, salah seorang alumni Kimia Unand. Selanjutnya persiapan teknis dikelola oleh Aju Deska-mahasiswa S2 Kimia FMIPA Unand, yang juga bertindak sebagai MC pada webinar ini”, demikian Dr. Mahdhivan menjelaskan.

Acara webinar dibuka langsung oleh Prof. Dr. Syukri Arief, M.Eng selaku Dekan FMIPA Unand. Setelah penyampaian do’a oleh Fauzan Rivaldo-mahasiswa S1 Kimia Unand, acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi yang dimoderatori oleh Ardian Putra, M.Si, dosen Fisika FMIPA Unand.

Mengawali presentasinya, Direktur Panas Bumi yang akrab dipanggil Ibu Ida menjelaskan target rencana umum energi nasional. “Pada tahun 2019 pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) baru sebesar 9%, selebihnya didominasi oleh energi fosil yang meliputi minyak bumi, gas bumi dan batubara. Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan EBT dapat berkontribusi sebesar 23% dan terus meningkat sebesar 31% pada tahun 2050”, demikian jelas beliau. Terkait dengan pengembangan panas bumi sebagai salah satu jenis EBT, Ibu Ida menyampaikan bahwa potensi panas bumi di Indonesia cukup besar (23,9 GW), namun pemanfaatannya baru 8%, yaitu sebesar 2.130,7 MW.

Selanjutnya Ibu Ida menjelaskan masih terdapat banyak tantangan dalam pengembangan panas bumi di Indonesia, diantaranya area prospek yang berada pada kawasan hutan konservasi dan tropical rainforest heritage of Sumatra (TRHS), kelayakan proyek panas bumi untuk tarif listrik kepada masyarakat, serta isu-isu sosial dan perizinan. Oleh karena itu, pemerintah telah merancang berbagai strategi percepatan pengembangan panas bumi, diantaranya penyiapan skema insentif atau pengaturan tarif yang mempertimbangkan keekonomian proyek PLTP, optimalisasi sumber daya panas bumi, sinergi dengan masyarakat dan pemerintah daerah, eksplorasi panas bumi, sinergi BUMN, dan penciptaan permintaan energi. Selain itu, strategi percepatan yang tak kalah pentingnya adalah melakukan joint study dan knowledge sharing antar stakeholders. “Terkait hal ini, peran dan kerjasama dengan perguruan tinggi termasuk dengan FMIPA Universitas Andalas sangat diharapkan dalam pengembangan panas bumi di Indonesia”, jelas Ibu Ida.

Acara webinar ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai universitas dan instansi. Tidak hanya dari Universitas Andalas, peserta juga berasal dari Universitas Bengkulu, Universitas Jambi, Universitas Padjadjaran, Akademi Teknologi Industri Padang, Universitas Riau, dan instansi perusahaan.

Materi yang dipaparkan oleh Ibu Ida mendapat antusias yang cukup tinggi dari peserta yang terlihat dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan, baik oleh dosen, mahasiswa, maupun alumni. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan sertifkat secara virtual oleh dekan kepada pembicara. [AD]

                                      

 

 

 

Read 2204 times Last modified on Kamis, 26 November 2020 10:40